SUARAOKURAYA, OKU Timur – Para pedagang di Pasar Gumawang, Belitang, Kabupaten OKU Timur resah dengan maraknya peredaran uang palsu (upal). Mereka tak menyangka lembaran uang kertas yang diterimanya dari para pembeli belakangan ternyata uang palsu.
Secara kasat mata, uang palsu pecahan Rp 100.000 yang beredar tersebut nyaris serupa dengan bentuk asli sehingga cukup sulit bagi pedagang untuk membedakan. Pada pedagang akhirnya gigit jari dan merugi karena uang mereka terima ternyata palsu.
Samsiyah, warga Desa Kuto Sari Kecamatan Belitang III Kabupaten OKU Timur yang sehari-hari berjualan tempe di Pasar Gumawang, Belitang harus menerima kenyataan mendapat pecahan uang palsu dari salah satu konsumennya.
Kejadian berawal ketika dirinya sedang mengantar pesanan tempe ke salah satu rumah makan, yang berada di Gumawang. Saat itu pula ia dihentikan dari laju kendaranya oleh seorang ibu dengan membawa anaknya, yang bermodus membeli tempe.
“Kejadian ini terjadi sekitar tiga hari yang lalu, saat saya mengantar pesanan tempe disalah satu rumah makan di Gumawang, tepatnya didepan sekolah Metodis, sekitar pukul 05:35 WIB. Saat itu salah seorang ibu membeli tempe saya. Tanpa melihat lebih teliti, uang yang ia berikan langsung saya masukan tas,” ungkapnya saat diwawancarai wartawan, Minggu (14/10).
Perempuan yang akrab disebut Mbah Iyah juga menjelasakan, uang yang diberikan dengan nominal Rp 100.000, sedangkan pembeli itu membeli tempe seharga Rp 10.000. Tanpa rasa curiga ia langsung menerima uang pemberian pelaku tersebut, dan langsung memberi uang kembalian sejumlah Rp 90.000.
Menurutnya, pelaku itu tidak jauh dari sekitaran Gumawang. Pasalnya kejadian seperti ini tidak hanya terjadi kepada diarinya saja, melainkan juga terjadi pada salah satu pedagang tempe gembos sekitar beberapa bulan yang lalu.
“sepertinya transaksi dengan uang palsu ini sudah sering dilakukankan. Pasalnya ibu dengan membawa seorang anak itu dengan rasa santai, tanpa ada rasa gugup saat memberikan uangnya ke saya,” ujarnya.
“Saya belum melapor ke polisi. Ya, kedepannya saya akan lebih hati hati lagi saat menerima uang pecahan jumlah besar, takut ketipu lagi. Saya jualan nggak seberepa untung, eh ketipu tega amat pelaku tersebut cari korban pedagang kecil,” lebih lanjut. (ikm)