OKU Timur, SOR – Hampir setiap tahun dan memasuki musim tanam, para petani di daerah lumbung pangan nasional Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan selalu mengeluhkan kelangkaan pupuk. Persediaan pupuk di kios agen, terutama di wilayah perdesaan yang jauh dari distributor, hampir rata – rata tidak ada. Kalaupun ada, jumlahnya terbatas dan para petani harus rela berdesakan membelinya. Bahkan dengan harga yang jauh tinggi dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
Pantau dilapangan, di Kecamatan Belitang II dan Buay Madang Timur, Jum’at pagi (8/1/2021) memperlihatkan umumnya kios agen yang menjual pupuk bersubsidi tidak memiliki persediaan yang mencukupi. Padahal, petani sudah sangat membutuhkan untuk pemupukan awal tanaman padi.
“Uang ada, pupuk tidak ada. Kalaupun ada harus antrean, dan harganya cukup tinggi. Untuk pupuk (subsidi) urea harganya Rp 150 ribu per karung, Pupuk (subsidi) SP-36 Rp 195 ribu per karung , dan pupuk (subsidi) phonska Rp 185 ribu per karung,” kata Sujiwo, seorang petani di Buay Madang Timur.
Menurutnya, petani sekarang sangat kesulitan mendapatkan jenis pupuk yang dibutuhkan pada saat masa tanam diantaranya pupuk urea dan pupuk SP36, dan NPK Phonska. Sehingga masa tanam yang biasanya bulan Desember, ada yang mundur di bulan Januari karena kesulitan mendapatkan pupuk.
“Pupuk susah dicari, meskipun sudah keliling dapatnya harga mahal dan stoknya tidak mencukupi untuk melakukan pemupukan tanaman,” tuturnya.
Susilo, petani asal Belitang III, OKU Timur, mengaku sudah berputar-putar ke sejumlah kecamatan tetangganya untuk mendapatkan pupuk dengan harga yang layak, tetapi gagal.
“Sudah keliling beberapa kecamatan terdekat, tapi tidak dapat juga. Petani yang masuk kelompok tani dan RDKK nya terdaftar pun kekurangan jatah. Apalagi seperti saya yang hanya menggarap lahan milik sendiri dan tidak masuk kelompok tani, susahnya mencari pupuk,” imbuhnya.
Ia menambahkannya, keterpaksaan membeli pupuk bersubsidi dengan harga yang tinggi karena kondisi tanaman padi pada masa awal tanam harus membutuhkan asupan nutrisi tinggi, agar tanaman padi dapat tumbuh subur.
“Jika di awal tanam ini padi tidak dipupuk, dikhawatirkan akan tidak bagus pada hasil karena anakan atau bulir padi akan sedikit, ini jelas membuat rugi,” tambahnya.
Ia berharap agar pemerintah daerah bisa memberikan solusi terbaik terkait kelangkaan pupuk, karena setiap tahun dan masuki musim tanam kelangkaan pupuk sering terjadi.
“Bisa dicarikan solusi secepatnya jangan membuat petani menjerit terus dari tahun ke tahun, pupuk tidak ada dan langka,” harapnya. (IKM)