KAYUAGUNG, SOR – Ketua Umum Pusat Kajian Strategis Daerah (PUKAD) Rumah Peradapan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tsabit Ali Haq SPd I,MPd I, menanggapi pernyataan Kepala PU PR Kabupaten OKI Ir H Hafis MM yang mengatakan, ambruknya jembatan di Desa Srigeni, Kecamatan Kayuagung, diakibatkan oleh derasnya arus air sungai dan juga banyaknya enceng godok serta rumput liar menempel di tiang jembatan.
Menurutnya, melihat dari video dan fhoto yang beredar, juga sumber pemberitaan dari berbagai media serta atas dasar keterangan dari masyarakat, terkait ambruknya jembatan tersebut, Ia berasumsi kejadian tersebut terjadi akibat dari kurang dalamnya tiang yang ditancapkan kedalam tanah dasar sungai.
“Ya terlepas secara teknis yang dikerjakan pihak pemborong memang sudah sesuai prosedur, karena kita tidak terlalu paham mekanisme yang di terapkan. Tetap saja saya berasumsi tiang jembatan yang di tanam kurang maksimal karena dasar sungai komering di Kabupaten OKI ini penuh dengan lumpur dan pasir, yang tentunya perlu ada kajian seberapa dalam secara maksimal tiang jembatan yang harus ditanam, kalau tidak maksimal tentu kejadiannya seperti ini akan terulang kembali,” ujarnya, Jum’at (26/3/2021)
Selain itu, tiang yang ditanam seharusnya dicor beton agar kokoh dan kuat, untuk lebih memperkuat konstruksi tiang jembatan dari derasnya arus sungai dan tekanan dari rumput liar yang menumpuk, tidak serta merta terangkat oleh kekuatan arus singai.
“Kita tidak tau persis apakah didalam petunjuk pengerjaan itu tiang jembatan di cor beton, apa memang tidak dicor beton. Yang jelas kalau pipa tiang jembatan yang ditanam itu kopong untuk secara kekuatan tiang jembatan saya kira kurang maksimal, kejadian seperti ini bukan baru pertama kali terjadi di Kabupaten OKI. Di kecamatan Pedaran juga hal yang sama perna terjadi, seharusnya kedepan permasahan yang terjadi menjadi tolak ukur sehingga tidak terjadi lagi peristiwa yang sama kedepannya,” imbuhnya.
Terpisah, ketua harian Pukad Kabupaten OKI Nur Muin SIP MSi, saat dimintai penjelasannya terkait hanyutnya alis ambruknya jembatan di Desa Srigeni, mengatakan hal yang sama dirinya juga berasumsi kurang dalamnya tiang yang ditanam didasar sungai.
“Melihat dari fakta dilapangan, saat ini kita hanya bisa berasumsi seperti itu. Untuk memastikan sebab akibatnya, ya itu adalah wewenang pihak berkompeten untuk melakukan penyelidikan apakah kelalaian ataupun murni musibah,” katanya. (Red)