OKU Timur, SOR – Kemiskinan menjadi masalah dalam pembangunan. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar, seperti pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan.
Kemiskinan bertambah atau berkurang dianggap terkait dengan hasil kebijakan politik bisa menjadi beban moral yang dapat mengurangi kepercayaan terhadap kinerja pemerintah. Ketika sebuah daerah dikatakan punya angka kemiskinan tinggi maka prestise pemimpin di daerah tersebut dipertaruhkan.
Lalu bagaimana tingkat kemiskinan Kabupaten OKU Timur selama kepemimpinan Bupati Lanosin, yang baru mamasuki 1 tahun 7 bulan. Apakah angka kemiskinan semakin meningkat atau menurun.
Berdasarkan Data BPS OKU Timur, angka kemiskinan Kabupaten OKU Timur pada tahun 2021 sebesar 10,60 persen, naik 0,17 persen dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2020 sebesar 10,43 persen. Kenaikan angka kemiskinan ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang melanda diseluruh daerah Indonesia, termasuk didalamnya Kabupaten OKU Timur yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten OKU Timur yang baru memasuki usi ke-18 tahun pada tahun 2022 ini, menempati urutan kedua angka kemiskinan terkecil setelah Kota Pagar Alam.
Pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2022, Pemerintah Kabupaten OKU Timur memberikan perhatian dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui usulan program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan program yang terencana itu, Pemkab OKU Timur menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2023 mencapai 5,6 persen, penurunan kemiskinan sebesar 10.27 persen, dan tingkat penganguran terbuka 3.08, IPM 74.31, serta PDRB 0.26 persen.
Tak butuh waktu cukup lama, angka kemiskinan di Kabupaten OKU Timur menurun dari tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan Kepala BPS OKU Timur, Ir Budiriyanto saat bersilaturahmi dengan Bupati OKU Timur Lanosin membahas terkait koordinasi dan dukungan tentang pelaksanaan pendataan awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Tahun 2022. Meskipun belum dilansir secara resmi oleh BPS, namun laporan penurunan angka kemiskinan ini merupakan angin segar dalam menyukseskan program peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan kompleks dan multidimensi. Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya tingkat pengangguran yang tinggi dan Index Pembangunan Manusia (IPM) IPM yang masih kurang.
Salah satu tolak ukur yang digunakan dalam melihat kualitas hidup manusia
adalah IPM yang diukur melalui kualitas tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi (daya beli).
Di Kabupaten OKU Timur sendiri, IPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan, jika IPM naik seharusnya angka kemiskinan menurun.
Hasil kajian BPS, IPM di OKU Timur pada 2021 masuk dalam klasifikasi sedang dengan skor 69.58 naik 0.3 poin dari 2020 dengan skor 69.28. Meskipun belum masuk klasifikasi tinggi, dimana skor harus 70. Namun demikian masuk urutan kelima Kabupaten Kota se-Sumsel.
Semakin besar skor IPM dapat diartikan, semakin banyak masyarakat OKU Timur dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Menurunkan tingkat pengangguran terbuka merupakan salah satu cara menekan tingkat kemiskinan ekstrem. Kebijakan belanja daerah melalui APBD untuk perlindungan sosial, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan sumber daya manusia dapat tersalurkan dengan baik, tidak menutup kemungkinan target Bupati OKU Timur terhadap tingkat pengangguran terbuka pada 2023 akan menurun.
Secara statistik, tingkat pengangguran ter-
nyata tidak menunjukkan pengaruh yang sig-
nifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten OKU Timur, hal ini didukung dengan adanya data bahwa tingkat pengangguran terbuka turun tinggi dan tingkat kemiskinan naik, pun sebaliknya.
Merujuk data BPS per Agustus 2021, tingkat Penganguran Terbuka (TPT) di OKU Timur pada 2021 mengalami penurunan 0,63 persen. Pada 2020, tingkat penganguran terbuka 3,81 turun pada 2021 sebesar 3,18 persen.
Kepemimpinan Bupati OKU Timur Lanosin yang belum genap menjabat dua tahun, cukup sukses dalam beberapa program, terutama dalam mengentsaskan kemiskinan, menurunkan PTT serta menaikkan IPM.
Karena itu, Bupati OKU Timur Lanosin jangan terpaku pada angka-angka. Yang dibutuhkan sekarang adalah bukti nyata dan langkah konkret merealisasikan janji saat kampanye dengan mengentaskan kemiskinan sehingga, kemiskinan di daerah lumbung pangan ini bisa satu digit.
Penulis : Syupriadi